ABSTRAK
Perkembangan zaman yang diiringi kemajuan teknologi, mendorong kita untuk
senatiasa berupaya meningkatkan kemampuan dalam hal penguasaan teknologi
informasi. Dalam hal ini kita juga harus memperhatikan kode etik dalam IT. Kode
etik Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan
tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau
salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
profesional. Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan
naluriah yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa dan perilaku tenaga
profesional. Jadi ketaatan itu terbentuk dari masing-masing orang bukan karena
paksaan. Dengan demikian tenaga profesional merasa bila dia melanggar kode
etiknya sendiri maka profesinya akan rusak dan yang rugi adalah dia sendiri.
Kode etik bukan merupakan kode yang kaku karena akibat perkembangan zaman maka
kode etik mungkin menjadi usang atau sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
Kata kunci: Etika, Profesional, Sistem Informasi
PENDAHULUAN
Sebagai negara yang tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi
komputer, Indonesia pun tidak mau ketinggalan dalam mengembangkan etika di
bidang tersebut. Mengadopsi pemikir dunia di atas, etika di bidang komputer
berkembang menjadi kurikulum wajib yang dilakukan hampir semua perguruan tinggi
di bidang komputer di Indonesia “ ETIKA dan PROFESIONALISME TEKNOLOGI INFORMASI
“. Perkembangan teknologi yang terjadi dalam kehidupan manusia, seperti
revolusi yang memberikan banyak perubahan pada cara berpikir manusia, baik
dalam usaha pemecahan masalah, perencanaan, maupun dalam pengambilan keputusan.
Perubahan yang terjadi pada cara berpikir manusia akan berpengaruh terhadap
pelaksanaan dan cara pandang manusia terhadap etika dan norma-norma dalam
kehidupannya. Orang yang biasanya berinteraksi secara fisik, melakukan
komunikasi secara langsung dengan orang lain, karena perkembangan teknologi
internet dan email maka interaksi tersebut menjadi berkurang. Teknologi
sebenarnya hanya alat yang digunakan manusia untuk menjawab tantangan hidup.
Jadi, faktor manusia dalam teknologi sangat penting. Ketika manusia membiarkan
dirinya dikuasai teknologi maka manusia yang lain akan mengalahkannya.
Oleh karena itu, pendidikan manusiawi termasuk pelaksanaan norma dan etika
kemanusiaan tetap harus berada pada peringkat teratas, serta tidak hanya
melakukan pemujaan terhadap teknologi belaka.
LANDASAN TEORI
Pengertian Etika
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani
kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya
yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa,
padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara
berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah
Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi,
secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa
yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
Biasanya bila kita mengalami kesulitan
untuk memahami arti sebuah kata maka kita akan mencari arti kata tersebut dalam
kamus. Tetapi ternyata tidak semua kamus mencantumkan arti dari sebuah kata
secara lengkap. Hal tersebut dapat kita lihat dari perbandingan yang dilakukan
oleh K. Bertens terhadap arti kata ‘etika’ yang terdapat dalam Kamus
Bahasa Indonesia yang lama dengan Kamus Bahasa Indonesia yang baru. Dalam Kamus
Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta, sejak 1953 – mengutip dari Bertens,2000),
etika mempunyai arti sebagai : “ilmu pengetahuan tentang asas-asas
akhlak (moral)”. Sedangkan kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari
Bertens 2000), mempunyai arti :
1.
ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak);
2.
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3.
nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Dari perbadingan kedua kamus tersebut
terlihat bahwa dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama hanya terdapat satu arti
saja yaitu etika sebagai ilmu. Sedangkan Kamus Bahasa Indonesia yang baru
memuat beberapa arti. Kalau kita misalnya sedang membaca sebuah kalimat di
berita surat kabar “Dalam dunia bisnis etika merosot terus” maka kata ‘etika’
di sini bila dikaitkan dengan arti yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia
yang lama tersebut tidak cocok karena maksud dari kata ‘etika’ dalam
kalimat tersebut bukan etika sebagai ilmu melainkan ‘nilai mengenai benar
dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat’. Jadi arti kata ‘etika’
dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama tidak lengkap.
1.
Bertens berpendapat bahwa arti kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia tersebut dapat lebih dipertajam dan susunan atau urutannya lebih baik
dibalik, karena arti kata ke-3 lebih mendasar daripada arti kata ke-1. Sehingga
arti dan susunannya menjadi seperti berikut :
2.
Nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha,
etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika
sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini
bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik
Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.
Tiga alasan utama minat masyarakat yang tinggi pada etika komputer: 1. Kelenturan logika (logical malleability), kemampuan memrograman komputer untuk melakukan apa pun yang kita inginkan. 2. Faktor transformasi (transformation factors), Contoh fasilitas e-mail yang bisa sampai tujuan dan dapat dibuka atau dibaca dimanapun kita berada, 3. Faktor tak kasat mata (invisibility factors). semua operasi internal komputer tersembunyi dari penglihatan, yang membuka peluang pada nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat, perhitungan yang rumit terlihat dan penyalahgunaan yang tidak tampak.
3.
Kumpulan asas atau nilai moral.
4.
Ilmu tentang yang baik atau buruk.
Pengertian Profesionalisme
Tangkilisan (2005) menyatakan bahwa, Profesi
sebagai status yang mempunyai arti suatu pekerjaan yang memerlukan pengetahuan,
mencakup illmu pengetahuan, keterampilan dan metode.
Menurut De George Profesi, adalah
pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup
dan yang mengandalkan suatu keahlian.
Menurut Hardjana (2002), pengertian Profesional
adalah orang yang menjalani profesi sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.
Menurut Tanri Abeng (dalam Moeljono, 2003:
107), pengertian professional terdiri atas tiga unsur, yaitu knowledge,
skill, integrity, dan selanjutnya ketiga unsur tersebut harus dilandasi dengan
iman yang teguh, pandai bersyukur, serta kesediaan untuk belajar terus-menerus.
Menurut Siagian (dalam Kurniawan,
2005:74), profesionalisme adalah keandalan dalam pelaksanaan tugas
sehingga terlaksana dengan mutu yang baik, waktu yang tepat, cermat dan dengan
prosedur yang mudah dipahami dan diikuti oleh pelanggan atau masyarakat.
Menurut Abdulrahim (dalam suhrawardi, 1994
:10) bahwaprofesionalisme biasanya dipahami sebagai kualitas yang wajib
dipunyai setiap eksekutif yang baik, dimana didalamnya terkandung beberapa ciri
sebagai berikut :
1.
Punya Keterampilan tinggi dalam suatu bidang, serta kemahiran dalam
mempergunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang
bersangkutan dengan bidang tadi.
2.
Punya ilmu dan pengetahuan serta kecerdasan dalam menganalisa suatu masalah
dan peka didalam membaca situasi, cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil
keputusan terbaik atas dasar kepekaan.
3.
Punya sikap berorientasi ke hari depan, sehingga punya kemampuan
mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terentang dihadapannya.
4.
Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta
terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih
yang terbaik bagi dirinya dan perkembangan pribadinya.
Macam-macam Etika Secara Umum
1.
Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar
bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan
etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan
bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya
suatu tindakan.
2.
Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip
moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.
Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua
bagian :
1.
Etika Individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap
manusia terhadap dirinya sendiri.
2.
Etika Sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban,
sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.
Ada dua macam etika yang harus dipahami bersama dalam menentukan baik dan
buruknya prilaku manusia :
1.
Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong
secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh
manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif
memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau
sikap yang mau diambil.
2.
Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan
berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia
dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian
sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan
diputuskan.
ETIKA DAN PROFESIONALISME DALAM SISTEM
INFORMASI
Etika berhubungan dengan perilaku manusia. Manusia itu yakin dan wajib
berbuat baik dan menghindari yang jahat. Oleh karena itu dalam etika
mempermasalahkan hal-hal seperti: apakah yang disebut baik itu, apakah yang
buruk itu, apakah ukuran baik dan buruk itu, apakah suara batin itu, mengapa
orang terikat pada kesusilaan.Profesionalisme adalah suatu kemampuan yang
dianggap berbeda dalam menjalankan suatu pekerjaan .
Profesionalisme dapat diartikan juga dengan suatu keahlian dalam penanganan
suatu masalah atau pekerjaan dengan hasil yang maksimal dikarenakan telah
menguasai bidang yang dijalankan tersebut.
Beberapa langkah menghadapi dampak pemanfaatan IT :
1.
Desain yang berpusat pada manusia.
2.
Dukungan organisasi.
3.
Perencanaan pekerjaan.
4.
Pendidikan.
5.
Umpan balik dan imbalan.
6.
Meningkatkan kesadaran publik.
7.
Perangkat hukum.
8.
Riset yang maju.
Sepuluh langkah dalam mengelompokkan perilaku dan standar etika berupa :
·
Formulasikan suatu kode perilaku.
·
Tetapkan aturan prosedur yang berkaitan dengan masalah-masalah seperti
penggunaan jasa komputer untuk pribadi dan hak milik atas program dan data
komputer.
·
Jelaskan sanksi yang akan diambil terhadap pelanggar, seperti tenguran,
penghentian, dan tuntutan.
·
Kenali perilaku etis.
·
Fokuskan perhatian pada etika secara terprogram seperti pelatihan dan
bacaan yang disyaratkan.
·
Promosikan undang-undang kejahatan komputer pada karyawan. Simpan suatu
catatan formal yang menetapkan pertanggungjawaban tiap spesialis informasi
untuk semua tindakan, dan kurangi godaan untuk melanggar dengan program-program
seperti audit etika.
·
Mendorong penggunaan program rehabilitasi yang memperlakukan pelanggar
etika dengan cara yang sama seperti perusahaan mempedulikan pemulihan bagi alkoholik
atau penyalahgunaan obat bius.
Siapa Yang Menggunakan TSI
Pihak-pihak yang menggunakan Teknologi sistem informasi adalah orang-orang
yang bekerja atau memang membutuhkan teknologi SI di dalam menunjanng
aktifitasnya, baik itu secara individu, maupun secara bersama-sama. Pihak-pihak
tersebut haruslah sudah mengerti akan hal-hal yang berkaitan dengan Etika dan
Profesialisme TSI agar keamanan dan kenyamanan dalam menggunakan Teknologi
sistem informasi bisa tercapai.
Yang harus di perhatikan adalah Pelanggaran terhadap kode etik profesi yang
bisa saja dalam berbagai bentuk, meskipun dalam praktek yang umum dijumpai akan
mencakup dua kasus utama, yaitu:
·
pelanggaran terhadap perbuatan yang tidak mencerminkan respek terhadap
nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi oleh profesi itu. Memperdagangkan
jasa atau membeda-bedakan pelayanan jasa atas dasar keinginan untuk mendapatkan
keuntungan uang yang berkelebihan ataupun kekuasaan merupakan perbuatan yang
sering dianggap melanggar kode etik profesi; dan
·
pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa profesi yang kurang
mencerminkan kualitas keahlian yang sulit atau kurang dapat
dipertanggung-jawabkan menurut standar maupun kriteria profesional.
Tujuan digunakannya Etika dalam Teknologi
Sistem Informasi
·
Mampu memetakan permasalahan yang timbul akibat penggunaan teknologi
informasi itu sendiri.
·
Mampu menginventarisasikan dan mengidentifikasikan etika dalam teknologi
informasi.
·
Mampu menemukan masalah dalam penerapan etika teknologi informasi.
Penerapkan Etika dan Profesionalisme
Teknologi Sistem Informasi
Harus dilakukan oleh semua pihak yang terlibat dalam Teknologi Sistem
Informasi seperti yang telah disebutkan sebelumnya, setiap orang yang hendak
menggunakan teknologi sistem informasi tertentu harus mempertimbangkan untuk
menggunakan etika dan profesionalisme Teknologi Sistem Informasi, sehingga
pengguna etika dan profesionalisme Teknologi Sistem Informasi ini tentunya
adalah semua elemen di dalam suatu lingkungan kerja yang akan dan telah menggunakan
Teknologi Sistem Informasi untuk menghindari adanya isu-isu etika dalam
pemanfaatan TI.Sebagai seorang yang profesional, kita mempunyai tanggung jawab
moral untuk mempromosikan etika penggunaan teknologi informasi di setiap
kesempatan dantempat khususnya tempat kita bekerja. Hal itu termasuk
melaksanakan peran kita dengan baik sebagai suatu sumber daya manusia yang
penting di dalam sistem bisnis dalam organisasi.